Friday, May 15, 2009

Menulis

Sejak kapan ya saya mulai menulis? Menulis dalam arti menulis karangan ya, bukan menulis yang sekedar menulis "Ibu pergi ke pasar." Seingat saya, sedari kelas 1 SD juga sudah ada ulangan Mengarang. Biasanya ada beberapa potong gambar, kemudian kita diminta membuat karangan dari gambar itu. Ketika itu, pasti saya banyak sekali mengulang kata seperti Lalu, Kemudian, dan kawan-kawannya. Setiap kalimat baru pasti dimulai dengan kata penghubung seperti itu.

Saya jadi teringat. Saat itu saya kelas.. errr.. 4 atau 5 SD lah.. Saya lupa pastinya. Saya dipilih untuk menjadi Calon perwakilan sekolah dalam Lomba Bahasa Indonesia. Catatan ya, masih Calon. Bahasa Indonesia? Wah, iya sepertinya satu-satunya alasan adalah karena tulisan saya bagus, dalam arti enak dipandang mata, bukan bagus isinya. Hasilnya? Gagal.. Ada orang yang lebih pantas dari saya, yang saya juga menyadarinya, yah agak kecewa sih, tapi ya memang pantas lah, kelebihan saya hanyalah tulisan saya yang indah dipandang saja, yang bukanlah sebuah poin utama. Saya tak pintar bertutur kata dan bercerita lisan. Dulu kami pernah diberi tugas untuk menceritakan kembali di depan kelas mengenai sebuah cerita rakyat yang kami baca terlebih dahulu sebelumnya. Pelatih saya dulu mengomentari begini, "Saya tahu kamu itu hafal dan paham betul semua isi cerita itu, tetapi susah untuk menyampaikannya.." Ya, kira-kira intinya begitu.

Kelas 6 SD saya ingat ketika itu sedang ada latihan mengarang untuk EBTANAS. Kami ditugasi untuk mengarang mengenai.. err lupa pastinya apa, tetapi sepertinya bukanlah mengarang sebuah narasi. Tak disangka-sangka, karya saya menjadi salah satu yang dibacakan di depan kelas. Saya jadi berpikir, apa jangan-jangan saya Bisa menulis ya? Dilanjutkan lagi di bangku tingkat dasar yang sama pula, saya dan teman-teman saya yang lain mengarang sebuah cerita iseng-iseng. Saya menemukan diri saya menikmati kegiatan ini, berimajinasi sana-sini, walaupun kebanyakan imajinasi terlalu berlebihan, alhasil menciptakan cerita yang gila, aneh, dan terkadang menjijikan. Sayang, cerita itu sudah hilang entah ke mana. Tak ada soft copy nya pula. Hiks.

Di bangku SMP, zaman-zamannya saya menggilai game RPG (Role Playing Game), saya sempat berniat ingin membuat novel yang bertemakan fantasi, seperti Lord of The Rings, Eragon, yang memiliki dunianya sendiri. Bahkan, saya sudah menggambar petanya segala, dan memberikan nama-nama tempatnya! Namun sayang, novel itu tak pernah terselesaikan.

Masa putih abu-abu saya juga masih sempat menulis. Saya mencoba menulis beberapa cerita pendek, yang tidak pernah sama sekali pun saya mengetik kata TAMAT dalam cerpen-cerpen itu. Ada beberapa puisi juga, tersebar di buku file kecil dan komputer. Di akhir masa SMA itu, saya mencoba membuat blog, yang sampai sekarang, syukurlah, masih cukup aktif. Ya, cukup. Semoga saja bisa berlanjut aktif dan produktif untuk seterusnya.

Saya tahu dan sadar saya ini bukanlah orang yang piawai bertutur kata lisan. Apa yang saya tulis di sini, mungkin tidak akan bisa terlontarkan dari mulut saya. Saya pada dasarnya adalah orang yang suka sekali berpikir dan tenggelam dalam pikiran sendiri, jadi butuh media untuk menuangkannya.

Sekarang jika ditanya apakah saya ingin meneruskan cerpen dan novel yang sudah berabad-abad terbengkalai itu, saya akan menjawab tidak, paling tidak ya untuk saat ini. Saya lebih suka menulis bebas seperti ini, untuk saat ini. Mungkin juga karena daya imajinasi saya yang semakin merosot seiring bertambahnya umur, atau memang saya yang malas mengarang cerita-cerita itu. Ya, saya merasa belum cukup mampu untuk menciptakan sebuah cerita yang memiliki makna dalam, atau menghidupkan tokoh dalam cerita saya menjadi begitu berkarakter, saya rasa saya belum mampu untuk itu, dan sedang tidak mau mencoba juga. Biarlah saya menulis dulu seperti ini apa adanya.

Menulis itu terkadang mencerminkan seperti apa pribadi orang di sisi lain. Orang yang terlihat ceria sehari-harinya, tak disangka bisa menulis puisi-puisi melankolis juga. Orang yang terlihat murung sehari-harinya, ternyata ia bisa menuangkan pandangan positifnya mengenai kehidupan. Siapa tahu, tulisan itu malah menginspirasi orang yang membacanya.

Bila selama ini menjadi pembaca, tak ada salahnya juga mencoba menulis. Bagi saya, sehabis menulis itu saya merasa lebih lega. Lebih plong. Syukur kalau ada yang mau membaca, kalau tidak ada juga masih ada kepuasannya sendiri kok.

No comments: